Minggu, 09 April 2017

Laporan Praktikum Kimia 2 Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan

4/09/2017 09:15:00 PM Posted by Bagas Lazuardi No comments
LAPORAN PRATIKUM KIMIA


Nama                  : Bagas Lazuardi
NPM                  : E1I015004
Prodi                  : Ilmu Kelautan
Kelompok          : 6 (Enam)
Hari/jam             : Kamis, Pukul 12.00 WIB
Tanggal              : 24 Maret 2016
Ko-Ass               : 1. Andi Kardo Samosir      E1G012034
                                                     2. Faisal Nasution              E1G013041
Dosen                 : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
Objek Pratikum : Cara-Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan yaitu sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan pada dasarnya yaitu fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya (Harjadi, 1990:5).
Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.            Konsentrasi yaitu kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solute relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat, sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer (Didik. Setyono, 2010:3).
1.2 Tujuan Percobaan
1.      Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
2.      Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994:51)
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Keenan, 1999:5).
Konsentrasi larutan diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen dari larutan, dimana pada konsentrasi larutan ini menyatakan kualitas zat pelarut (larutan), sehingga konsentrasi larutan harus menyatakan butir-butir standarisasi yang digunakan untuk zat terlarut. Unsur pH, serta konsentrasi pada zat terlarut dan pelarut sangatlah berpengaruh terhadap pembuatan larutan dan standarisasinya (Coles, 1996:12).
Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah suatu cairan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Dalam suatu titrasi satu cairan mengandung reaktan yang ditempatkan pada biuret. Memakai skala titran yang ditambah dengan indikator mo. Indikator menandai habisnya titras. Titrasi biasanya terjadi pada asam, basa dan ditandai dengan adanya perubahan warna (Hadyana, 1990:7).
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996:1).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Pipet Ukur
2. Pipet Gondok
3. Neraca analitik
4. Botol semprot
5. Kaca arloji
6. Labu ukur
7. Bola hisap
8. Sikat tabung reaksi
9. Corong
Bahan
1. H2SO4
2. NaCl
3. NaOH
4. Etanol
5. KlO3
6. HCl
7. Asam Oksalat
8. Urea

3.2 Cara Kerja
2.2.1 Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2.2.2 Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
2.2.3 Membuat Larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian  dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
2.2.4 Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
v  Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambah lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
2.2.5 Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan  dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2.2.6 Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.2.7 Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol )
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.2.8 Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) dalam Urea ( Mr.urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1.      Membuat Larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak 0.5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkandengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2.       Membuat Larutan Etanol 5 %
Dipipet sebanyak 2.5 ml etanol absolute (=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas.
3.       Membuat Larutan 0,01 M KIO3 (Mr= 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai tanda batas.
4.       Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 (Mr= 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan denganaquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
5.       Membuat Larutan 0.1 N HCL (Mr= 36.5 gram mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37 % dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
6.       Membuat Larutan 0,1 N asam Oksalat (Mr H2C2O4. 2H2O = 126 gram/ mol)
Ditimbang sebanyak 0,3151 gram oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkandengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
7.       Membuat Larutan 1 N NaOH (Mr= 40 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades di dalamlabu ukur 50 ml sampai tanda batas
8.       Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea= 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

1.      Membuat Larutan NaCl 1%
Diketahui :       w = 0,5 gram
             v = 50 ml
                        %  w/v = gram zat terlarut x 100%
                                           ml larutan
                                    = 0,5x 100%
                                       50 ml
                                    = 1%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 50 gram NaCl adalah 1 %         

2.      Membuat Larutan Etanol 5%
                        % v/v  =_ml zat terlarut           _  x 100%
                                         Ml larutan
                       =    2,5    x 100%
                                       50 ml
                                   =  5%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 2,5ml etanol adalah 5 %           

3.      Membuat larutan 0,01 M KIOMr 214 gr/mol
Diketahui : m = 0,107 gr
       v = 50ml = 0,05 L
             M =      ____gram zat terlarut   ___
                                    Mr  zat terlarut x liter larutan
                             =            _0,107 gram         _
                                     214 gram/mol  x 0,05 L
                  =     0,107    
10,7
     =     0,01 mol/L

4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 Mr 98/mol
Diketahui : m = 0,1
      Mr H2SO=  98/mol L zat terlarut = 50 ml = 0,05 L
M = gr zat terlarut
       Mr zat terlarut
0,1 = gr zat terlarut
           98 x 0,05
gr = 0,49
Jadi, banyaknya H2SO4 yang diperlukan untuk 0,1 M larutan adalah sebanyak 0,49 gram.

5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl Mr 36,5 gram.mol
Diketahui : v zat terlarut = 0,415 ml
      HCl 37%, Mr 36,5 gr/mol
      L larutan = 50 ml
N = mol ekivalen terlarut (EK)
               liter larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr/n = 36,5/1 = 36,5
EK = 0,15355 / 36,5 = 0,0042
N = EK / L larutan = 0,0042/0,05 = 0,08 N

6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat Mr. H2C2O 2H2O 126 gram/mol
Diketahui : m zat terlarut = 0,3151 gr
      Mr 126 gr/mol
      L larutan = 50 ml
N = mol ekivalen zat terlarut (EK)
                 liter larutan
EK  = gram zat terlarut / BE
BE  = Mr/n = 126/2 = 63
N    = gr zat terlarut / BE x 1/ liter larutan
                              = 0,3151 / 63 x 1/0,05 = 0,1 N

7.      Membuat Larutan 1 N NaOH Mr. 40 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut = 0,2
      Mr  NaOH 40 gr/mol
      L larutan = 50 ml
BE =  Mr / n = 40 / 1 = 4
N = 0,2/40 x 1/0,05 = 1 N
                        N = 0,05 / 0,05 = 1
8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 Mr. Urea 60 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut = 0,1086gr = 108,6 mg
      Mr urea   = 60 gr/mol
      L larutan = 50 ml
ppm =    mg zat terlarut  =  108,6
                     L larutan           0,05
ppm = 2172
4.2 Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul ion sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu, pertama membuat larutan NaCl 1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ukur ml, sampai tanda batas. Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen. Kemudian membuat larutan etanol 5%, kami mengambil 2,5 mL etanol absolute menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan keedalam labu ukur kapasitas 50 mL. Dan menambahakan aquades sampai tanda batas dan mengocok supaya homogen. Lalu membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan menggunakan neraca analitik, kemudian dimasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades kedalam labu ukur hingga tanda batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya homogen. Selanjutnya membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah berisi aquades hingga tanda batas dan mengocoknya.
Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol). kami mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan menggunakan pipet ukur, lalu kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, yang telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades hingga tanda batas. Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan menggunakn neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda batas. Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang 0,2 gram NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades supaya encer. Dan terakhir  membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram urea, lalu mengencencerkannya dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan menambahkan aquades lalu dikocok-kocok.
Setelah semua percobaan tersebut kami selesaikan, lalu kami menghitung konsentrasinya dengan rumus yang tercantum dalam buku penuntun untuk membuktikan lagi kebenaran konsentrasi, seperti yang telah tercantum dalam perhitungan.
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.  

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan pelarut. Berbagai satuan konsentrasi larutan antara lain : Persen Berat (% w/w); Persen Volume (% v/v); Persen Berat per Volume (% w/v); Part Permillion (ppm) & Part Perbillion (ppb); Fraksi Mol (Fx); Molaritas (M); Molalitas (m); dan Normalitas (N).
2. Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan zat cair dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, yaitu massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan dan massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam menyatakan konsentrasi larutan kita harus benar-benar mamperhatikan jumlah dan ukuran zat terlarut dan pelarut yang akan dipakai untuk membuat larutan tersebut. Bacalah buku penuntun dengan cermat agar dapat menghasilkan larutan yang diinginkan. Apabila membuat larutan lebih dari satu, jangan gunakan wadah yang sama secara bergantian apabila belum dibersihkan karena dapat mempengaruhi hasil larutan, atau bersihkan dulu wadah tersebut apabila ingin digunakan untuk membuat larutan yang lain.

JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
    Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol              Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol
             BJ H2SO4 1,303 gram / ml             BJ Air 1 gram / ml
             Konsentrasi H2SO4 100 %
Pertanyaan :
a)      Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 / 120 x 100%
                                    massa pelarut                    = 8000 / 120 = 66,69 %              
                                                                            
b)      Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
      kg pelarut              0,12 kg
     = 816,67 mol / 1000 gram
c)      Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
                                        Liter larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M =  _98 mol_ =  540,27 mol / l
                                0,18139 l

d)         Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816               
Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
           jumlah mol larutan       7,48
٭X = jumlah mol pelarut   =  6,67  = 0,89
         jumlah mol larutan       7,48

2. Lengkapi tabel dibawah ini !!
Zat
Terlarut
Gram Zat
Terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H. = 0, 233 l L
1,8
Jawaban :
A.        Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B.        M = mol zat terlarut
                     Liter larutan
            1,2 =  __0,29___
                     liter larutan
             Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C.        Mol      = massa zat terlarut
                             Mr
            0,368   = massa terlarut / 85
            massa terlarut = 31,28 gram

D.        M = mol zat terlarut
                 Liter larutan
            0,023 = mol / 16
               mol = 0,368

E.         Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
                                      = 91 / 119 = 0,76 mol
F.         M = Mol zat terlarut
                      Liter larutan
                 = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l

G.        Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                                 Mr
                             0,42  = gram terlarut /119
                gram terlarut = 49,98 gram

H.        M = mol zat terlarut
                      Liter larutan
                  1,8              = 0,42 / liter larutan
                 liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 2333 

DAFTAR PUSTAKA
Achmad.1996.Kimia Umum.Jakarta:Bumi Aksara
Coles.1996.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Rineka Cipta
Hadyana.1990.Kimia Organik 1.Jakarta.Erlangga
Harjadi, W.1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta:PT Gramedia
Karyadi.1994.Kimia 2.Jakarta:DEPDIKBUD
Keenan.1999.Kimia untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Setyono, Didik.2010.Kimia Analisis Kuantitatif.Jakarta:Graha Ilmu

0 komentar:

Posting Komentar