Minggu, 09 April 2017

Laporan Praktikum Kimia 1 Alat-Alat Laboratorium

4/09/2017 08:43:00 PM Posted by Bagas Lazuardi No comments
LAPORAN PRATIKUM KIMIA



Nama                           : Bagas Lazuardi
NPM                           : E1I015004
Prodi                           : Ilmu Kelautan
Kelompok                   : 6 (Enam)
Hari/jam                      : Kamis, Pukul 12.00 WIB
Tanggal                       : 17 Maret 2016

Ko-Ass                        : 1. Andi Kardo Samosir E1G012034
                                      2. Faisal Nasution         E1G013041
Dosen                          : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
Objek Pratikum           : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kimia atau penelitian  kita banyak melakukan kegiatan pereaksian zat, penimbang suatu zat, pemanasan, pembakaran dan juga pembuatan suatu larutan atau pun suatu senyawa. Dalam kegiatan praktikum kita membutuhkan banyak sekali alat alat bantu sehingga kita mendapatkan kemudahan dari alat alat  yang memiliki bentuk dan fungsi tersendiri (Achmad, Hiskia, 1993:4)
Didalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat-alat yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Alat tersebut terbuat dari bermacam bahan seperti kaca, plastik, karet, logam, dan lain-lain. Peralatan tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda-beda (Harjadi, 1990:5)
Setelah melakukan pratikum ini nantinya kita diharapkan untuk mengetahui nama, fungsi, jenis alat-alat laboratorium ini, ada yang berfungsi sebagai wadah dan pengukuran volume larutan contohnya kaca arloji dan gelas ukur, dan lain-lain.
Selain mengenal dan mengetahui alat laboratorium kita juga harus memperhatikan kebersihan dari alat yang digunakan, kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum, apabila alat yang digunakan tidak bersih maka dapat mengakibatkan kegagalan pada pratikum.
Misalnya jika pada alat yang ingin digunakan masih tersisa zat-zat kimia (tidak bersih), maka zat tersebut bisa saja bereaksi dengan zat kita gunakan sesudahnya. Pengetahuan dasar selanjutnya yang harus dipahami yaitu mengetahui bentuk, keakuratan, serta kapasitas dari alat pratikum sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan (Hadiat, dkk, 1998:3)
1.2 Tujuan Percobaan
1.      Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
2.      Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia.
3.      Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa peralatan gas sederhana yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia analitik, berikut kegunaan dan teknisnya adalah sebagai berikut. Gelas arloji digunakan untuk penimbangan zat dalam bentuk padat sebelum digunakan gelas terlebih dahulu dikeringkan kemudian ditimbang, berat zat merupakan selisih berat sebelum dan sesudah barang diletakkan. Perbedaan pipet tetes, pipet ukur dan pipet volume serta pipet gondok terletak pada ketelitian pada masing-masing pipet (Didik Setiyono, 2010:33-34).
            Pengenalan dan pengetahuan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap pengelola dan petugas di laboratorium khususnya, pada petugas operasional peralatan bersangkutan. Alat yang akan dioperasikan mutlak dalam kondisi :
1.      Siap pakai
2.      Bersih
3.      Terkalibrasi
4.      Tidak rusak
5.      Beroperasi dengan baik
Peralatan yang tersedia juga harus disertai dengan buku petunjuk operasional (manual operation). Buku petunjuk operasional dapat dimanfaatkan teknisi untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan dimana buku manual merupakan acuan untuk memperbaiki alat seperlunya (Marham Sitorus, Ani Sutiani, 2013:15)
             Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang nampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti Erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sinetik. Pipet, buret, atau labu volumetric mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan akhirnya mongering sendiri (Day dan Underwood, 1998:577-578)
            Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengukuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam sutuan gram sedangkan timbangan analitis sampai milligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda, jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1999:4)
            Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas, sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelasa diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur, pipet ukur dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti pengaduk, Erlenmeyer, corong dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan pratikum (Subroto, 2000:110)
            Bila kita memcahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah selanjutnya yang hampir sama seperti ini. Oleh Sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau ditiru kembali (Braddy, 1999:5)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1.      Gelas Piala
2.      Erlemeyer
3.      Labu Ukur
4.      Petridish
5.      Gelas Ukur
6.      Kaca Arloji
7.      Tabung Reaksi
8.      Cawan Penguap
9.      Mortal
10.  Krush
11.  Pipet Tetes
12.  Pipet Volume
13.  Pipet Gondok
14.  Batang Pengaduk
15.  Sudip
16.  Corong Pisah
17.  Desikator
18.  Buret
19.  Corong
20.  Rak Tabung Reaksi
21.  Penjepit Tabung Reaksi
22.  Statif dan Klem
23.  Sikat Tabung Reaksi
24.  Segitiga
25.  Bola Hisap
26.  Lampu Spiritus
27.  Bunsen
28.  Kaki Tiga
29.  Botol Semprot
30.  Kawat Kasa
31.  Klem Utilitas
32.  Oven
33.  Tanur
34.  Hot Plate
35.  Timbangan Analitis
3.2 Cara Kerja
1. Mendengarkan dengan seksama penjelasan yang diberikan co asisten tentang pengenalan alat-alat laboratorium.
2. Mencatat apa yang dikatakan atau dijelaskan oleh co asisten.
3. Memahami fungsi dari tiap-tiap alat laboratorium yang dijelaskan.
4. Mengingat fungsi maupun nama dari alat-alat laboratorium yang dijelaskan.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

No
Nama dan Gambar Alat
Fungsi
1
Gelas Piala
                   
Untuk sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan kimia, untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai wadah untuk mencampur dan memanaskan cairan.
2
Erlemeyer
                     
Untuk menampung larutan yang akan dititrasi pada proses titrasi. Dalam mikrobiologi erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. 
3
Labu Ukur
                
Untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi.
4
Petridish
                
Untuk pembiakan bakteri dalam laboratorium mikrobiologi, sebagai tempat untuk menimbang bahan, dan juga sebagai tempat untuk mengeringkan bahan sampel.
5
Gelas Ukur
                        
Untuk mengukur volume segala benda, baik padat maupun cair pada berbagai ukuran volume.
6
Kaca Arloji
          
Untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia, dan sebagai wadah untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
7
Tabung Reaksi
                      
Untuk mereaksikan dua atau lebih larutan / bahan kimia,dan untuk pengembangan mikroba.
8
Cawan Penguap
        
Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.
9
Mortal
            
Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.
10
Krush
       
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
11
Pipet Tetes
      
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.
12
Pipet Volume
            
Untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi.
13
Pipet Gondok
                
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.
14
Batang Pengaduk
    
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
15
Sudip
                  
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam.
16
Corong Pisah
                            
Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
17
Desikator
                      
Untuk menyimpan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan. Selain itu juga untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering.
18
Buret
                         
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan.
19
Corong
      
Untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
20
Rak Tabung Reaksi
        
Untuk meletakkan tabung reaksi supaya tersusun rapi dan indah.
21
Penjepit Tabung Reaksi
       
Untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan.
22
Statif dan Klem
       
· Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi.
· Menjepit buret dalam proses titrasi.
· Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.

23
Sikat Tabung Reaksi
             
Sebagai alat unuk membersihkan tabung reaksi yang sudah di pakai dalam praktikum.
24
Segitiga
       
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.
25
Bola Hisap
         
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
26
Lampu Spiritus
                  
Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.
27
Bunsen
              
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
28
Kaki Tiga
       
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.
29
Botol Semprot
         
Tempat meletakkan aquades.
30
Kawat Kasa
                 
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas Bunsen.
31
Klem Utilitas
 
Penjepit alat-alat gelas, Erlenmeyer, gelas piala, dll.
32
Oven
                
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
33
Tanur
              
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.
34
Hot Plate
 
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
35
Timbangan Analitis
          
Untuk menimbang massa suatu zat dengan ketelitian yang sangat tinggi

4.2 Pembahasan
Didalam laboratorium terdapat banyak sekali alat alat yang digunakan untuk kegiatan experimen yang masing masing memiliki fungsi  tersendiri. Beberapa alat itu antara lain :
1. Gelas piala alat ini memeiliki fungsi yaitu sebagai Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
2. Erlenmeyer alat ini dapat digunakan untuk mereaksikan, menyimpan, dan melakukan titrasi suatu zat alat ini berbentuk seperti botol. Selain itu Erlenmeyer juga digunakan sebagai tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
3. Labu ukur alat ini berfungsi untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Alat ini sangat cocok digunakan untuk mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi karena di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas.
4. Petridish yaitu semacam cawan yang berfungsi untuk pembiakan bakteri dalam laboratorium mikrobiologi, sebagai tempat untuk menimbang bahan, dan juga sebagai tempat untuk mengeringkan bahan sampel.
5. Gelas ukur yang terdiri dari beberapa ukuran, semakin kecil mulut gelas maka semakin tinggi keteliatiannya dalam memgukur volume zat. Fungsinya yaitu untuk mengukur volume segala benda, baik padat maupun cair pada berbagai ukuran volume. Selain itu juga dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume. 6. Kaca arloji yaitu berfungsi untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia, dan sebagai wadah untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
7. Tabung reaksi yang berfungsi untuk mereaksikan suatu zat dalam skala kecil tabung reaksi selalu berpasangangan dengan rak tabung reaksi karena merupakan tempat tabung untuk berdiri.
8. Cawan penguap digunakan untuk proses pengeringan zat didalam oven, dan digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.
9. Mortal dan penumbuk yang digunakan untuk menghaluskan zat padat atau kristal.
10. Krush Terbuat dari persolen dan bersifat inert, yaitu sebagai tempat memanaskan logam dan bahan lain untuk proses pengabuan.
11. Pipet tetes benda berbentuk pipet yang digunakan untuk  membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes.
12. Pipet volume digunakan untuk mengukur atau menghitung berapa cairan yang keluar, Selain itu berfungsi untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi.
13. Pipet gondok yang biasanya digunakan bersamaan denga bola hisap yang memiliki fungsi untuk mengambil larutan yang sesuai dengan volume pipet.
14. Batang pengaduk digunakan untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
15. Sudip alat ini mirip spatula yang berfungsi  mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan sudip plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan sudip logam.
16. Corong pisah digunakan untuk memisahkan 2 larutan yang tidak bercampur karena berbeda massa jenis dan juga biasa untuk proses ekstrasi.
17. Desikator digunakan untuk menyipan bahan yang bebas dari kadar air dan juga mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
18. Buret digunakan  untuk proses titrasi dalam keadaan tertentu dan untuk mengukur volume.
19. Corong, dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
20. Rak tabung reaksi digunakan  sebagai tempat meletakan tabung reaksi, biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Namun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.
21. Penjepit tabung reaksi digunakan untuk menjepit tabung ketika pemanasan maupun pembakaran.
22. Statif dan klem untuk memegang atau meletakan buret.
23. Sikat untuk membersihkan tabung reaksi secara bersih.
24. Segitiga adalah Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.
25. Bola hisap digunakan untuk mengambil atau menghisap larutan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisap yang telah disambungkan pada pipet ukur.
26. Lampu spritus yaitu alat yang digunakan untuk pembakaran zat atau memanaskan larutan.
27. Bunsen digunakan untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
28. Kaki tiga sebagai tungku atau penyangga wadah yang digunakan saat pemanasan
29. Botol semprot biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
30. Kawat kasa digunakan sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen
31. Klem utilitas untuk menjepit alat alat gelas seperti Erlenmeyer, dll.
32. Oven digunakan untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
33. Tanur alat yang digunakan untuk tempat pengabuan suatu zat, yaitu pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.
34. Hot plate  sebagai tempat pemanas larutan, biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
35. Timbangan analitis digunakan untuk kegiatan penimbangan massa suatu zat yang memiliki ukuran sangat detail.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan pratikum ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Setelah melakukan pratikum, praktikan dapat mengetahui nama-nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
2.      Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda, misalnya asam yang bersifat korosif terhadap benda disekitarnya, selain itu zat kimia memiliki funsi yang sama.
3.      Setelah melakukan pratikum, praktikan dapat mengetahui cara penggunaan beberapa alat laboratorium yang memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda.
5.2 Saran
Saat pratikum dilaksanakan sebaiknya para praktikan menjaga kondusifitas keadaan ruangan agar pratikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.1993.Penuntun Dasar-Dasar Pratikum Kimia.Bandung:ITB
Brady, James E.1999.Kimia Universitas Edisi Kelima.Jilid
Pertama.Jakarta:Erlangga
Day, R.A. Jr dan A. L. Underwood.1998.Analisis Kimia Kualitatif.Edisi
Kelima.Jakarta:Erlangga
Hadiat, dkk.1998.Daftar Alat-Alat Laboratorium.Jakarta:Argon Karya
Harjadi, W.1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta:PT Gramedia
Setyono, Didik.2010.Kimia Analisis Kuantitatif.Jakarta:Graha Ilmu
Sitorus, Marham.2013.Pengelolaan Manajemen dan Laboratorium         
Kimia.Jakarta:Graha Ilmu
Subroto, J.2000.Buku Pintar Alat Laboratorium.Solo:Aneka
Syukri, S.1999.Kimia Dasar Jilid I.Bandung:ITB

0 komentar:

Posting Komentar