Minggu, 09 April 2017

Laporan Praktikum Kimia 5 Identifikasi Senyawa Organik

4/09/2017 09:48:00 PM Posted by Bagas Lazuardi No comments

LAPORAN PRATIKUM KIMIA


Nama                          : Bagas Lazuardi
NPM                           : E1I015004
Prodi                           : Ilmu Kelautan
Kelompok                   : 6 (Enam)
Hari/jam                      : Kamis, pukul 12.00 WIB
Tanggal                       : 14 April 2016
Ko-Ass                        : 1. Andi Kardo Samosir         E1G012034
                                                              2. Faisal Nasution                 E1G013041
Dosen                          : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
Objek Pratikum           : Identifikasi Senyawa Organik

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala aspek dalam kehidupan tersusun atas bahan-bahan kimia, dimana bahan-bahan tersebut tersusun atas senyawa. Salah satu senyawa tersebut adalah senyawa kimia organik, yaitu senyawa yang mengandung unsur karbon dan hidrogen, oksigen dan nitrogen. Ilmu yang mempelajari mengenai senyawa organik ini dikenal dengan kimia organik. Untuk mengetahui kandungan dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan cara identifikasi senyawa organik.
Identifikasi setruktur senyawa organik merupakan masalah yang sering dahadapi dalam laboratorium kimia organik . Senyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan - bahan alam . Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemumian komponen- komponen penyusun campuran semua metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen -komponen penyusun campuran . Teknik pemisahan seperti ekstraksi , yang di dasarkan pada perbedaan kelarutan , destilasi fraksinasi dan destilasi uap , yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap (Riswayanto, 2009).
Teknik pemisahan secara ekstraksi pada perbedaan kelarutan destilasi fraktinasi dan destilasi uap, yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap. Dalam pegidentifikasian senyawa oragnik dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk menguji senyawa organik diantaranya eter, air, larutan HCL dan sebagainya.
1.2 Tujuan Percobaan
            Mahasiswa mampu mengidentifikasikan senyawa organik (alcohol, fenol, aldehid, keton dan asam karboksilat).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang sangat penting. Beberapa dari  padanya seperti aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat foraldehid (CH2O) dalam air dipakai untuk mengawetan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Bahan rumit seperti karbohidrat dan hormone steroid megandung struktur karbonilaldehid danketon bersama-sama gugus fungsi lain (Fesenden, 1994).
Metanol dahulu dibuat dari kayu melalui pendinginan dan kadang – kadang dinamakan alkohol. Umumnya metanol digunakan sebagai bahan baku pemnuatan formaldehida dan bahan baku kimia lain, dan juga digunakan sebagai pelarut anti beku. Dengan berkurangnya minyak bumi, metanol dapat digunakan sebagai bahan bakar motor. Keuntungannya adalah rendahnya pencemaran udara yang diakibatkan oleh hasil pembakarannya (Hart, 1987).
Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh karenanya aldehid dan keton memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara. Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada alcohol yang berat molekulnya setara (Respah, 1986).
Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organic adalah menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul, terlebih dahulu di tentukan rumus empiris  di mana rumus empiris yaitu perbandingan relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya karbon dan hydrogen di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organic tersebut, dan kemudian zat hasil oksidasi tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa non polar sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut dalam pelarut zat-zat organic non polar. Misalnya benzene, karbon tetra klorida, eter dan kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati, 1986).
Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat pada rantai alkil. Alkohol yang paling sederhana adalah metanol dan alkohol yang lebih tinggi lagi adalah etanol. Baik metanol maupun etanol banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Nama sistematik alkohol diperoleh dengan mengganti akhiran –ana dari alkana bersangkutan dengan –anol dan menggunakan awalan numerik, bila perlu untuk mengidentifikasi atom karbon yang dilekati oleh gugus -OH (Oxtoby, 1998).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Alat :
·         Botol semprot
·         Gelas piala
·         Gelas ukur
·         Pipet tetes
·         Erlenmeyer
·         Tabung reaksi + rak
·         Penjepit tabung reaksi
·         Pipet volume 5 ml
·         Batang pengaduk
Bahan :
·         Sample
·         2,4-dinitrofenil hidrazin
·         FeCL3
·         Asam kromat
·         Etanol 95 %
·         NaOH 10 %
·         Ammonium hidroksida encer
·         Aseton
·         Aquadest

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Test FeCL3 (test karakteristik untuk fenol)
Menyiapkan tabung reaksi lalu memasukkan sample yang akan diuji. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan melakukan pengocokan. Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.
3.2.2 Test Asam kromat (test karakteristik alkohol)
Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sample yang akan diuji kedalamnya. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian menambahkan 1 tetes asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Sample
Percobaan
Hasil Pengamatan
Keterangan
1
Etanol,
Etanal,
Aseton.
Test 2,4 dinitrofenil hidrazin
Alkohol (-)
Alkohol (+)
Tidak berbentuk endapan,
Berbentuk endapan
2
Etanol,
Fenol.
Test FeCL3
Fenol berubah warna,
Etanol tidak berubah warna.
Termasuk senyawa fenol,
tidak termasuk senyawa fenol
3
Etanol,
2 profanol, tersier butanol.
Test Asam Kromat
Terbentuk endapan
Alkohol primer
4
Etanol,
Aseton.
Test pereaksi
Tollens
Aseton (-)
Aseton (+)
Tidak terbentuk lapisan perak,
Terbentuk lapisan perak.

4.2 Pembahasan
Prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang diperoleh bergantung pada subtituen yang terikat pada fenol. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Artinya hasil uji feri klorida dengan fenol adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan feri klorida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu.
Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.  Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh:  keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut. Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan rangkap karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.
Pada uji pengamatan langsung, diamati bahwa baik senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Hal ini sesuai teori bahwa aldehid dan keton larut dalam air. Pada percobaan reaksi dengan pereaksi tollens. Diperoleh hasil bahwa aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatannya positif. Tetapi pada Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan tidak  terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatan negatif.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukuan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1. Pada sample fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Pada sample Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.  Etanol termasuk dalam alkohol primer. Lalu pada sampel etanol ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan. Pada senyawa Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan tidak  terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatan negatif. Kemudian senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Pada senyawa Aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatanya positif.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam melakukan percobaan ini harus teliti agar tidak terjadi kesalahan. Dan kepada co asisten diharapkan dapat memberi banyak pengarahan lagi agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid I.Jakarta:Erlangga
Hart.1987.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam.Jakarta:Erlangga
Oxtoby.1998.Kimia Modern Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
Respah. Ir.1986.Pengantar Kimia Organik.Jakarta:Aksara Baru
Respati.1986.Pengantar Kimia Organik Jilid I.Jakarta:Aksara Baru
Riswayanto.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar