Selasa, 04 Desember 2018

Laporan Praktikum Osebiogeo 1 Identifikasi Plankton

12/04/2018 02:19:00 PM Posted by Bagas Lazuardi , No comments

LAPORAN PRAKTIKUM
“IDENTIFIKASI FITOPLANKTON”


Disusun Oleh  :
Nama                           : Bagas Lazuardi
NPM                           : E1I015004
Kelompok                   : 3 (Tiga)
Mata Kuliah                : Oseanografi Biogeologi
Dosen Pengampuh      : 1. Aradea Bujana Kusuma, S.Si., M.Si
                                      2. Bertoka Fajar SP Negara, S.Kel., M.Si
Asisten Dosen             : 1. Dianty Siallagan
                                      2. Efrodika Dwi Putra
                                      3. M. Rio Pahlawan
                                      4. Kurniawan Soleh

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Produktivitas perairan merupakan satu kesatuan dari produktivitas primer, dalam hal ini yang mengambil peran penting dalam produktivitas laut adalah plankton. Dalam sumberdaya perairan dapat ditentukan tinggi rendahnya tingkat potensial berdasarkan tingkat produktivitas suatu perairan yang dilatar belakangin oleh kajian fisik, kimiawi maupun hayati, sedangkan plankton termasuk dalam kajian fisik hayati.
            Produktivitas perairan merupakan satu kesatuan dari produktifitas primer yang dalam artian umum adalah laju produksi bahan organik (dinyatakan dalam C=karbon) melalui reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu, yang dapat dinyatakan dalam satuan seperti mg C/m3/hari atau mg C/m2/tahun. Besarnya produksi itu sendiri dikenal sebagai produksi primer, yang dapat dinyatakan dengan satuan seperti g C/m3. Tetapi dalam praktiknya, kedua istilah itu sering digunakan dengan saling tukar. Dalam hal ini yang mengambil peran penting dalam produktifitas laut adalah plankton
Plankton merupakan biota (hewan ataupun tumbuhan) yang hidupnya melayang atau mengambang dalam air dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Plankton dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsi, ukuran, daur hidup dan sifat sebarannya. Plankton yang berupa hewan disebut zooplankton, sedangkan yang berupa tumbuhan disebut fitoplankton. Fitoplankton termasuk bentuk biota tanaman dimana bentuk biota tanaman tersebut bersifat autotrofik dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan nutrisi dipermukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan makanan secara langsung dari karbondioksida dan larutan garam dilaut.
Fitoplankton hidup diperairan dengan pergerakan yang lemah dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan sekecil apapun. Jenis plankton ini dapat berfotosintesis dan merupakan pemasok energi terbesar diekosistem laut.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu :
1.      Memperoleh pengetahuan mengenai metode penelitian fitoplankton, terutama teknik sampling, pengawetan dan identifikasi fitoplankton.
2.      Mengetahui teknik perhitungan kelimpahan fitoplankton.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Suhu merupakan salah satu faktor pembatas terhadap ikan-ikan atau biota akuatik. Suhu dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Temperatur air mengendalikan spawning dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan, menyebabkan air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak. Temperatur air juga mempengaruhi berbagai macam reaksi fisika dan kimiawi di dalam lingkungan akuatik (Nanjti, 1987).
Plankton merupakan biota (hewan maupun tumbuhan) yang hidupnya melayang atau mengambang dalam air, dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa yunani ,”planktos”, yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsi, ukuran, daur hidup dan sifat sebarannya. Plankton yang berupa hewan disebut zooplankton sedangkan yang berupa tumbuhan disebut fitoplankton (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Phytoplankton adalah termasuk bentuk biota tanaman ; dimana bentuk biota tanaman tersebut bersifat autotrophic dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan pakan di permukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan makanan secara langsung dari karbon dioksida dan larutan garam di laut ( Newell and Newell , 1977).
Fitoplankton atau plankton nabati adalah plankton tumbuhan yang berukuran microscopis, yang hidup di perairan dengan pergerakan yang lemah dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus sekecil sekalipun. Jenis plankton ini dapat berfotosintesis dan merupakan pemasok energi terbesar dalam ekosistem laut dan juga berperan sebagai Poduser primer dalam jaring – jaring makanan . Pada umumnya fitoplankton di laut didomonasi oleh Diatom ( bacillariophiceae ), Diniflagellata, Coccolithophore dan Criptomonads, namun yang sering terjaring adalah diatom dan dinoflagellata sebab mempunyai ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan fitoplankton yang lain (Nontji,. 2008).
Kekeruhan menggambarkan sifat optis air yang ditentukan berdasarkan benyaknya cahaya yang diserap oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain (Serly et al, 2015).
pH adalah cerminan dan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus umum pH=-log (H+). Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa. Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam (Ida et al, 2015).
 Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapiran-lapisan manakah yang paling keruh, yang agak keruh dan yang paling keruh. Faktor kecerahan ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi, berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula (Sihotang, 2006).
 Suhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh usim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya (Siwi, 2011).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum lapangan mata kuliah oseanografi biogeologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 16 September 2017 pukul 06.00WIB sampai dengan pukul 18.00WIB berlokasi di Pantai Zakat, Kota Bengkulu dan untuk praktikum laboraorium dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 September 2017 pukul 16.00WIB sampai 18.00WIB berlokasi di Laboratorium Program Studi Ilmu Kelautan.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH meter, refraktometer, thermometer, secchi disk, plankton net, kompas, botol plastik, pipet tetes, ATK, rubber boat, tissue, sampel air laut, lugol dan untuk di laboratorium yaitu aquadest, tissue, mikroskop, pipet tetes, kaca penutup dan juga sampel fitoplankton.
3.3 Prosedur Kerja
            Adapun langkah kerja dalam kegiatan praktikum ini yaitu :
3.3.1 Salinitas
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran salinitas yang berfungsi untuk mengetahui kadar garam dalam satu liter air laut adalah sebagai berikut :
1). Menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah refraktometer untuk mengukur salinitas air laut, aquades sebagai kalibrasi refraktometer, tissu untuk mengeringkan refraktometer.
2). Mengkalibrasi membran refraktometer dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tissu secara searah.
3)   Mengambil air laut
4)    Meneteskannya sebanyak 1-2 tetes pada refraktometer
5)    Mencatat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.
3.3.2 Temperatur
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran temperatur adalah sebagai berikut:
1). Mencelupkan thermometer secara langsung ke dalam perairan dan biarkan beberapa saat (± 2 menit)
2). Secara cepat diangkat lalu dibaca nilai temperatur pada skala thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar dan untuk memperoleh suhu yang maksimal.
3).  Melakukan pengukuran ini sebanyak 3 kali
4).  Mencatat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan tersebut.
3.3.3 pH
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran pH adalah sebagai berikut :
1)    Menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahannya yaitu pH meter digunakan untuk pH air laut.
2)    Menyiapkan ph meter dan mengisi air aquades utuk melihat kenetralannya , melihat nilai pH nya
3)    Kemudian mengisi pH meter dengan air laut, melihat hasil pH air laut tersebut
4)    Mencatat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan
3.3.4 Kecerahan
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran kecerahan adalah sebagai berikut:
1)    Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti sechi disk dan meteran.
2)    Menentukan lokasi pengukuran kecerahan
3)    Menurunkan sechi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada sechi disk tidak lagi terlihat.
4)    Kemudian mengukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang.
5)    Setelah itu secara perlahan tarik sechi disk keatas hingga warna hitam pada sechi disk tersebut kembali terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak.
6)    Setelah mendapatkan nilai batas tidak tampak dan batas tampak, maka jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan.
7)   Catat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.
3.3.5 Fitoplankton
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1)  Menyiapkan alat Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama plankton net.
2)  Menurunkan plankton net kedalam air laut lalu ditarik dngan menggunakan kapal. 3).  Setelah itu mengangkat plankton net lalu mengambil dan memindahkan sampel dari    
      dalam tabung plankton kedalam botol sampel.
4)   Memindahkannya dengan posisi botol tidak boleh dimiringkan agar sampel plankton
      dan air didalamya tidak tumpah.
5)   Kemudian mengamati plankton tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Titik Koordinat praktikum berdasarkan GPS
No
Wilayah
Lokasi
1
Pantai Zakat, Kota Bengkulu
S : 030  34.64.89”
E : 1020 15. 443”
                                    Tabel 4.1.1
4.1.2 Tabel Pengukuran Salinitas
Pengulangan
Salinitas
1
30 ppt
2
28 ppt
3
28 ppt
                                    Tabel 4.1.2
4.1.3 Tabel Pengukuran Suhu
Pengulangan
Suhu air laut
1
32
2
31
3
31
                               Tabel 4.1.3
4.1.4 Tabel Pengukuran Kecerahan Air Laut
Pengulangan
Waktu Nampak
Waktu Tidak Nampak
Hasil Kecerahan (m)
1
30 s
61 s
300
2
27 s
70 s
300
3
29 s
72 s
300
                                                            Tabel 4.1.4
4.1.5 Tabel Pengukuran pH Air Laut
Pengulangan
pH air Laut
1
7,4
2
7,8
3
7,8
                               Tabel 4.1.5

4.1.6 Presentase nilai N fitoplankton
N = n x (Vr / Vo) x (1 / Vs)
Ket :
N         = jumlah plankton / L
n          = jumlah plankton diamati pada mikroskop
Vr        = volume air tersaring
Vo       = Volume air yang diamati
Vs        = Volume air yang disaring (L)
            Vs = luas mulut plankton net x jarak penarikan plankton
Vr2x                            πr2 x s
V.r2 =  . 0,152              3,14 (0,15)2 x 10
Vs = 0,7065 Vr/ L          3,14 (0,0225) x 10
                                    0,07065 x 10
                                    0,7065 m3
                                    7,065 x 10-2
4.1.7 Identifikasi Fitoplankton Dengan Mikroskop
Pengulangan
Hasil Gambar
1
Coscinodiscus megalomma
2
Nitzschia delicatissima
3
Trichodesmium
                                                            Tabel 4.1.7
Klasifikasi Coscinodiscus megalomma
Empire Eukaryota
Kingdom Chromista
Phylum Bacillariophyta
Subphylum Coscinodiscophytina
Class Coscinodiscophyceae
Subclass Coscinodiscophycidae
Order Coscinodiscales
Family Coscinodiscaceae
Genus Coscinodiscus
Klasifikasi Nitzschia delicatissima
Empire Eukaryota
Kingdom Chromista
Phylum Bacillariophyta
Subphylum Bacillariophytina
Class Bacillariophyceae
Subclass Bacillariophycidae
Order Bacillariales
Family Bacillariaceae
Genus Nitzschia
Species N. delicatissima
Klasifikasi Trichodesmium
Domain    Bacteria
Kingdom  Eubacteria
Phylum  Cyanobacteria
Class  Cyanophyceae
Order  Oscillatoriales
Family  Microcoleaceae
Genus  Trichodesmium
Species T. Erythraeum
4.2 Pembahasan
            Kegiatan praktikum pengantar oseanografi ini dilakukan di wilayah pelabuhan pulau baai Bengkulu dengan titik koordinat S : 030  34.64.89”, E : 1020 15. 443” Parameter yang diukur yakni parameter fisika yang terdiri dari salinitas, suhu, pH, kecerahan, sedangkan untuk parameter kimia dan parameter biologi yang terdiri dari fitoplankton. Pada percobaan pengambilan plankton menggunakan alat yaitu plankton net, didalam perairan laut, biota-biota yang hidup didalamnya memakan plankton-plankton terutama ikan-ikan kecil atau larvanya. Jenis plankton yang ditemukan ada dua jenis yaitu Trichodesmium., Nitzschia delicatissima, dan Coscinodiscus megalomma. kedua jenis plankton ini merupakan pakan alami ikan atau larva. Ciri-ciri Trichodesmium adalah merupakan diatom kecil dengan diameter sel 3-5 mm, hidup di perairan, memiliki alat yang memusat pada permukaan cawan karena cara hidup plankton ini adalah melayang didalam air dengan alat dari atau sayap dengan perantara lender.
Untuk pengukuran salinitas air laut menggunakan alat refrakto meter, percobaan dilakukan sekitar pukul 10.00WIB dengan tiga kali pengulangan untuk mengikuti standar ke valid-an suatu data, pada pengulangan pertama didapatkan hasil 30 ppt, yang kedua 28 ppt, dan ketiga yaitu 28 ppt, setelah tiga kali pengulangan ternyata hasil yang didapatkan tidak berubah yaitu 28 ppt, dari hasil pengukuran tersebut tidak terdapat perbedaan hasil dan masih mendukung untuk berjalannya aktivitas organisme perairan.
Untuk pengukuran temperatur air laut menggunakan alat thermometer, dilakukan sekitar pukul 10.15WIB, pada percobaan pertama didapatkan hasil 32 C, yang kedua 31 C, dan percobaan yang ketiga didapatkan hasil 31 C, secara keseluruhan hasil data yang diperoleh menunjukkan suhu perairan tidak mengalami perbedaan yang mencolok dan masih mendukung untuk berjalannya aktivitas organisme perairan.
Untuk pengukuran pH air laut menggunakan alat pH meter, pH adalah tingkatan yang menunjukan asam atau basa suatu larutan yang diukur pada skala 00 sampai 14. Sebagian besar biota aquatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi nilai proses biokimia perairan misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Bukan saja nilai pH yang mempengaruhi kualitas suatu perairan, akan tetapi DO dan salinitas juga sangat berpengaruh diperairan. Percobaan dilakukan sekitar pukul 10.30WIB, percobaan pertama didapatkan hasil 7,4 yang kedua 7,8 dan yang ketiga pH air lautnya 7,8.
Untuk pengukuran kecerahan air laut menggunakan alat secchi disk, dilakukan sekitar pukul 10.45WIB. Sinar matahari mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan beraneka gejala, termasuk penglihatan, fotosintesis, dan pemanasan.tingkat kecerahan dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan intensitas sinar matahari yang masuk ke perairan. Pada percobaan pertama waktu yang dibutuhkan agar alat tetap nampak yaitu 30 s sedangkan waktu alat tidak tampak yaitu 61 s dan hasil kecerahannya terdapat pada kedalaman 300 cm, pada percobaan kedua waktu nampak alat yaitu 27 s sedangkan waktu tidak nampak yaitu 70 s dan hasil kecerahannya terdapat pada kedalaman 300 cm, pada percobaan terakhir yaitu ketiga waktu nampak alatnya yaitu 29 s sedangkan waktu tidak nampak yaitu 72 s dan hasil kecerahannya terdapat pada kedalaman 300 cm.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan di Pantai Zakat didapatkan hasil rata-rata untuk salinitas air lautnya yaitu 28 ppt, untuk temperatur air laut rata-ratanya 31, untuk pH air laut rata-ratanya memiliki pH sebesar 7,8. Pada hasil pengukuran kecerahan air laut waktu yang paling cepat yaitu pada kedalaman 300 m.
Plankton yang di temukan di Pantai Zakat tidak terlalu banyak. Jenis plankton yang ditemukan ada dua jenis yaitu Trichodesmium., Nitzschia delicatissima, dan Coscinodiscus megalomma. kedua jenis plankton ini merupakan pakan alami ikan atau larva. Secara keseluruhan, kualitas fisik maupun kimia di perairan kota Bengkulu masih dapat di perbaiki dengan menjaga kelestarian perairan. Dengan demikian keadaan laut Bengkulu kembali terjaga.
5.2 Saran
            Diharapkan kepada praktikkan agar lebih serius dan teliti dalam pengambilan sampel dilaut ataupun mengidentifikasi fitoplankton dilaboratorium agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ida Ayu. A, M.Dewi.A, I Wayan Arnata.2015.Optimasi Salinitas Dan pH Awal Media
Bg-11terhadap Konsentrasi Biomassa Tetraselmis Chuii.Jurnal Jurusan Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian Universitas Udayana.Bali.
Nanjti.1987.Laut Nusantara.Penerbit Djambatan:Jakarta.
Newell, C.E & Newell, R.C., 1977.Marine Plankton. Hutcn mhinson & Co. 231p
Nontji Anugrah. 2008.Plankton Laut. LIPI press. Jakarta.
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 1999.Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. Jakarta: P3O-LIPI.
Serly. M. A,Izmiarti Dan Choirul.2015.Komunitas Fitoplankton Di Sekitar Sungai
Utama Di Zona Litoral Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat.Online Jurnal Of Natural Science.4(3).Universitas Andalas. Sumatera Barat.
Siwi, W.E.R.2011.Pemantauan Dan Prediksi Dinamika Parameter Fisik Dalam
Kaitannya  dengan Produktifitas Perairan Laut Dan Pesisir.Balai Riset Dan Observasi Kelautan, Bali.
Sihotang.2006.Biologi Laut.Penerbit Djambatan:Jakarta.

LAMPIRAN




0 komentar:

Posting Komentar