Selasa, 04 Desember 2018

Laporan Praktikum Osebiogeo 3 Analisis Tekstur Sedimen

12/04/2018 02:45:00 PM Posted by Bagas Lazuardi , No comments

 LAPORAN PRAKTIKUM
“ANALISIS TEKSTUR SEDIMEN”


Disusun Oleh  :
Nama                           : Bagas Lazuardi
NPM                           : E1I015004
Kelompok                   : 3 (Tiga)
Mata Kuliah                : Oseanografi Biogeologi
Dosen Pengampuh      : 1. Aradea Bujana Kusuma, S.Si., M.Si
                                      2. Bertoka Fajar SP Negara, S.Kel., M.Si
Asisten Dosen             : 1. Dianty Siallagan
                                      2. Efrodika Dwi Putra
                                      3. M. Rio Pahlawan
                                      4. Kurniawan Soleh

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang strategis bagi masyarakat terutama nelayan untuk mengembangkan kebutuhan ekonomi, selain itu pengelolahan sumber daya alam harus memperhatikan kondisi lingkungan pesisir. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan jumlah industri, maka akan sebanding dengan isu-isu permasalahan yang dihadapi di wilayah pesisir, terutama terganggunya lingkungan perairan.
Di dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai proses sedimentasi (pengendapan) yang diterapkan pada proses pengolahan air minum. Dimana air yang berasal dari sumber air sebelum langsung digunakan, air tersebut terlebih dahulu ditampung untuk disaring dan untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih ada dalam air. Biasanya keberadaan partikel-partikel tersebut dapat menurunkan tingkat kebersihan dari air tersebut.
Sedimentasi merupakan salah satu cara pemisahan antara komponen ataupartikel berdasarkan perbedaan densitasnya melalui medium alir. Oleh karena itu, biasanya pemisahan tersebut berlangsung lama, terutama jika perbedaan densitas antar komponen tersebut tidak berbeda jauh. Secara visual, sedimentasi merupakan pemisahan suspensi menjadi dua fraksi yaitu fraksi supernatan (fraksi yang jernih) dan fraksi padat pada konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam praktek, sedimentasi dapat dilakukan secara batch (terputus-putus untuk setiap satuan volume atau berat bahan yang akan dipisahkan per satuan waktu) atau secara kontinyu (terus menerus).
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu :
1.      Mengetahui tekstur sedimen diperairan sungai kualo.
2.      Mengetahui jenis-jenis tekstur sedimen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedimentasi merupakan salah satu cara pemisahan antara komponen atau partikel berdasarkan perbedaan densitasnya melalui medium alir. Oleh karena itu, biasanya pemisahan tersebut berlangsung lama, terutama jika perbedaan densitas antar komponen tersebut tidak berbeda jauh. Secara visual, sedimentasi merupakan pemisahan suspensi menjadi dua fraksi yaitu fraksi supernatan (fraksi yang jernih) dan fraksi padat pada konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam praktek, sedimentasi dapat dilakukan secara batch (terputus-putus untuk setiap satuan volume atau berat bahan yang akan dipisahkan per satuan waktu) atau secara kontinyu (terus menerus) (Nurjaya, 1993).
Suspensi yang baik dibuat dengan menggabungkan sistem flokulasi dan deflokulasi parsial, dan mencegah terjadinya cake, kemudian dapat ditambahkan zat pensuspensi untuk menjaga agar flok-flok itu tetap tersuspensi. Bertambahnya viskositas karena zat pensuspensi juga akan memperlambat pertumbuhan kristal karena lambatnya kecepatan difusi. Sebagian besar zat pensuspensi berupa koloid hidrofilik yang mempunyai muatan negatif yang diendapkan oleh zat pemflokulasi. Zat pemflokulasi dapat berupa elektrolit anorganik, surfaktan ionik, dan polimer hidrofilik (Chasanah, 2010).
Untuk mempercepat proses sedimentasi dapat digunakan gaya sentrifugal. Dengan metode ini terutama campuran cair/padat dan cair/cair dapat dipisahkan, dibandingkan dengan metode yang menggunakan gaya berat, kecepatan pengendapan dengan gaya sentrifugal jauh lebih baik. Untuk meningkatkan laju pengendapan, gaya gravitasi yang bekerja pada partikel itu dapat digantikan dengan gaya sentrifugal. Dalam operasi produksi, separator sentrifugal sudah banyak menggantikan separator gravitasi karena separator sentrifugal itu jauh lebih efektif dengan partikel dan tetesan halus, disamping volumenya yang jauh lebih kecil untuk kapasitas tertentu (Triadmodjo, 1999).
Bahan padat akan mengendap didalam bahan cair yang kerapatannya lebih kecil daripada jerapatan bahan padat tersebut. Pada konsentrasi yang rendah, hukum Stokes akan berlaku akan tetapi dalam kebanyakan hal praktek, sentrasin pada umumnya selalu sangat tinggi. Didalam konsentrasi yang tinggi ini dan bila selang ukuran partikel tidak terlalu lebih besar dari 10 : 1, seluruh partikel cenderung mengendap pada kecepatan yang sama. Kecepatan ini terletak antara selang yang diharapklan darihukum “Stokes” untuk partikel terbesar dan partikel terkecil sebagai pengaruh, partikel terbesar dan partikel terkecil sebagail pengaruh, partikel terbesar berkecepatan menurun dan dalam perlambatan ini partikel-partikel tersebut cenderung untuk mengumpulkan partikel kecil-kecil dan mempercepat partikel kecil tersebut. Makin tinggi konsentrasi, menghasilkan laju jatuh yang makin rendah (Syukur, 2002).
Peralatan untuk pemisahan partikel padat dari bahan cair secara pengendapan gravitasi didesain untuk melengkapi waktu yang cukup bagi terjadinya pengendapan dan untuk membiarkan aliran berlebihan, serta endapan dipisahkan tanpa mengganggu pemisahan. Aliran yang terus menerus melalui peralatan pada umumnya dibutuhkan, sehingga kecepatan aliran haruslah serendah mungkin untukmencegah gangguan pada endapan (Nanjti, 1987).
Sedimentasi atau pengendapan merupakan proses terbawanya material dari pengikisan serta pelapukan yang disebabkan oleh air, gletser, dan angin yang terbawa hingga kesuatu tempat lalu akan mengalami pengendapan. Bukan hanya pengendapan saja yang terjadi akan tetapi material batu tersebut akan berubah menjadi batuan sedimen.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair. Suspensi terbagi menjadi 6 bagian yaitu suspensi oral, suspensi topikal, suspensi tetes telinga, suspensi oftalmik, suspensi untuk injeksi, dan suspensi untuk injeksi terkonstitusi. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral (Serly dan Choirul, 2015).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum mata kuliah oseanografi biogeologi ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Oktober 2017 pukul 10.00WIB sampai dengan pukul 11.40WIB di Laboratorium Program Studi Ilmu Kelautan.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah sieve shaker, gelas ukur, timbangan analitik, stopwatch, koran atau nampan dan bahan yang digunakan yaitu sampel sedimen yang telah dioven dan air.
3.3 Prosedur Kerja
            Adapun langkah kerja dalam kegiatan praktikum ini yaitu :
3.3.1    Analisis Tekstur Sedimen Metode Kering
1.      Menimbang sampel sedimen yang telah di oven seberat 100g.
2.      Menyaring sampel tersebut dengan sieve shaker.
3.      Mengayak sampel tersebut selama 15 menit.
4.      Menimbang hasil dari masing-masing tingkatan, lalu menentukan tipe sedimennya.
3.3.2        Analisi Tekstur Sedimen Metode Basah
1.      Menimbang sampel sedimen yang telah di oven seberat 50 gr.
2.      Mengambil sampel tersebut dengan gelas ukur sebanyak 100 ml.
3.      Memasukkan sampel yang telah ditimbang tadi kedalam gelas ukur.
4.   Mengaduk sampel selama  5 menit, lalu diamkan selama 15 menit lalu menentukan tipe sedimennya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
                                                                    Segitiga Sheppard





      Berikut ini adalah hasil pengamatan analisis tekstur sedimen :
Metode Kering = berat pasir, berat lumpur, berat liat, berat total sedimen
Fraksi pasir = berat pasir/berat total sedimen x 100% = ... %
Fraksi lumpur = berat lumpur/berat total sedimen x 100% = ... %
Fraksi liat = berat liat/berat total sedimen x 100% = ... %
Metode Basah = total tinggi sedimen, tinggi pasir, tinggi lumpur
Fraksi pasir = tinggi pasir/tinggi total sedimen x 100% = ... %
Fraksi lumpur = berat lumpur/berat total sedimen x 100% = ... %
Fraksi liat = tinggi liat/tinggi total sedimen x 100% = ... %
4.2  Pembahasan
Dalam proses sedimentasi (pengendapan) metode basah terdapat tiga gaya yang dapat mempengaruhi gerak jatuhnya partikel bahan, yaitu gaya gravitasi, gaya apung dan gaya gesek. Gaya gravitasi menyebabkan suspensi jatuh bebas, dimana semakin besar gaya tersebut, maka pengendapan partikel bahan semakin cepat. Untuk gaya apung berhubungan dengan berat bahan, dimana semakin ringan partikel bahan, maka gaya apungnya semakin besar dan pengendapannya semakin lama. Sedangkan pada gaya gesek partikel, partikel yang mempunyai bentuk yang kasar akan semakin memperbesar nilai hambatan partikel untuk mengendap. Ketiga gaya tersebut, selain mempengaruhi kecepatan pengendapn juga dapat mempengaruhi gerak dari aliran medium alir yang digunakan dalam proses sedimentasi.
Metode Kering = berat pasir, berat lumpur, berat liat, berat total sedimen
Fraksi pasir = 83,74/98,91 x 100% = 84,69 %
Fraksi lumpur = 8,04/98,91 x 100% = 8,12 %
Fraksi liat = 7,10/98,91 x 100% = 7,17 %
            Dalam menganalisis tekstur sedimen dengan cara metode kering fraksi berpasir didapatkan hasil 84,69 %, pada fraksi berlumpur yaitu 8,12 % dan fraksi liat adalah 7,17 %. Tekstur sedimentasi pada metode kering tertinggi adalah pasir dengan presentase 84,69 % dikarenakan pengaruh arus yang tidak terlalu kencang sehingga pasir terbawa oleh arus lebih sedikit dari lumpur ataupun liat.
Metode Basah = total tinggi sedimen, tinggi pasir, tinggi lumpur
Fraksi pasir = 80/124 x 100% = 54,83 %
Fraksi lumpur = 38/124 x 100% = 30,64 %
            Dalam menganalisis tekstur sedimen dengan cara metode kering fraksi berpasir didapatkan hasil 54,83 % dan pada fraksi berlumpur yaitu 30,64 %. Tekstur sedimentasi pada metode kering tertinggi adalah pasir dengan presentase 54,83 % dikarenakan pengaruh arus juga yang tidak terlalu kencang sehingga pasir terbawa oleh arus lebih sedikit dari lumpur ataupun liat dan laju sedimen yang berada dipermukaan aliran sungai didominasi oleh lumpur dan liat sehingga bagian bawah sungai didominasi oleh pasir yang memiliki massa lebih berat dari sedimen lainnya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil penulis selama menjalani praktikum yaitu :
1.      Analisis tekstur sedimen kali ini adalah tekstur yang ada pada perairan sungai kualo didominasi oleh sedimen pasir karena arus sungai kualo berhulu didaerah pegunungan dan juga memiliki tanah yang berpasir.
2.      Jenis-jenis tekstur sedimen yang ada pada perairan sungai kualo adalah pasir, liat dan lumpur, namun ada juga sedimen batubara yang terbawa karena didaerah hulu sungai terdapat tambang batubara yang terbawa arus sampai ke muara sungai.
5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya tidak hanya menggunakan satu alat saja agar waktu dan kegiatan praktikum dapat berjalan secara efesien dan efektif.
 
DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, N.,2010.Formulasi Suspensi Doksisiklin Menggunakan Suspending
Agent Pulvis Gummi Arabici:Uji Stabilitas Fisik dan Daya Antibakteri, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Nanjti.1987.Laut Nusantara.Penerbit Djambatan:Jakarta.
Nurjaya.1993.Pengantar Oseanografi.Universitas Indonesia Press:Jakarta.
Syukur.2002.Perairan.Beta Offset:Yogyakarta.
Serly. M. A,Izmiarti Dan Choirul.2015.Sedimentasi Di Sekitar Sungai Utama
Di Zona Litoral Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat.Online Jurnal Of Natural Science.4(3)1-7.Universitas Andalas. Sumatera Barat.
Triadmodjo, Bambang.1999.Teknik Pantai.Beta Offset:Yogyakarta.

LAMPIRAN









0 komentar:

Posting Komentar