Nama : Bagas Lazuardi
NPM : E1I015004
Prodi : Ilmu Kelautan
Kelompok : 6 (Enam)
Hari/jam : Kamis, pukul 12.00 WIB
Tanggal : 21 April 2016
Ko-Ass : 1. Andi Kardo Samosir E1G012034
2. Faisal Nasution E1G013041
Dosen : 1. Devi Silsia,
Dra., M.Si
Objek
Pratikum : Uji Molekul Kimia Hayati
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karbohidrat merupakan suatu senyawa
organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Kata sakarida
berasal dari kata arab yaitu “sakkar” yang artinya gula. Karbohidrat sederhana
mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur
molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
pilihidroksidalheda atau suatu polihidroksiketon atau senyawa yang pada
hidrolisis menghasilkan senyawa itu.
Fungsi utama karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai sumber
energy. Selain sebagai sumber energy, senyawa-senyawa karbohidrat memiliki kegunaan
yang luas dalam bidang industry misalnya pembuatan serat pakaian, kertas, film,
industrin fermentasi dsg. Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, roti, tapioca
dan sebagainya. Tumbuhan membentuk karbohidrat melalui fotosintesis, jadi
energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat sebenarnya berasal dari matahari.
Karbohidrat
merupakan senyawa-senyawa yang memiliki rumus umum Cn (H2O) n,
dengan harga n selalu dua kali jumlah atom O, seperti pada molekul air sehingga
senyawa ini seolah-olah merupakan hidrat suatu karbon. Itulah sebabnya
senyawa-senyawa tersebut diberi nama karbohidrat (David, 1998).
Uji mollisch , dan uji
fehling merupakan dua pengujian dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini
untuk menguji kandungan karbohidrat .
Reaksi biuret , reaksi millon , dan reaksi nihidrin merupakan dua pengujian
dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
1.2
Tujuan Percobaan
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat
dan protein.
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Wisno,
2004).
Uji
molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji
Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam
sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai
dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang
terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4
pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Respati, 1986).
Protein
merupakan polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh
manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun
tubuh, sebagian mempunyai fungsi katalis ,yang menyebabkan reaksi-reaksi
tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein disusun oleh α asam
amino dengan melalui ikatan amida yang disebut ikatan peptida. Protein menurut komposisi dapat
dibagi, diantaranya Protein sederhana , dan Protein konjugasi. Protein menurut
pembagian fungsi , dianataranya Protein
struktur , dan Protein kotraktil.
Tiap jenis protein ditandai sifat-sifat:
1.Susunan
kimia yang khas.
2.Babul
molecular yang khas semula dalam satu contoh tertentu dari protein mempunyai
bobot moleculer yang sama.
3.Urutan
asam amino yang khas (Purba, 2006).
Kata protein sebenarnya
berasal dari kata yunani yang berarti pertama yang paling penting, asaldari
kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul
heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan
berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein
sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari
polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan
seperti, karbohidrat, lipid atauasam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian
polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein.
Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka
berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi
sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam
amino melalui ikatan peptide (Hart, 1987).
Asam amino merupakan satuan penyusun protein, berdasarkan
rumus bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat,
yang satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino. Semua asam amino, atau
peptida yang mengandung 2 amino bebasakan beraksi dengan ninhidrin membentuk
senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksi prolin
menghasilkan senyawa berwarna kuning (Abas, 1999).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
·
Botol semprot
·
Gelas piala 100 ml
·
Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
·
Pipet tetes
·
Erlenmeyer 250 ml
·
tabung reaksi + rak
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pipet volume 5 ml
·
Pengangas air
·
Gelas piala 1000 ml/ 500 ml
·
Kompor litrik / kompor gas
Bahan yang digunakan :
·
Reagen ninhidrin
·
NaOH 10 M
·
Fruktosa
·
α-naftol
·
Sukrosa
·
Etanol
·
Amilum
·
Aquadest
·
Madu
·
Reagen Molisch
·
HNO3
·
H2SO4
·
Reagen millon
·
Fehling
·
NaNO2 0,15 M
·
Fehling B
·
CuSO4
·
Air bromin
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Uji Karbohidrat
3.2.1.1
Uji Molisch
1. Menyediakan
5 buah tabung reaksi bersih dan kering
2. Kedalam
masing-masing tabung ditambahkan :
-
Tabung I : ditambahkan 2 ml glukosa 2%
-
Tabung II : ditambahkan 2 ml fruktosa 2 %
-
Tabung III : ditambahkan 2 ml sukrosa (gula tebu) 2%
-
Tabung IV : ditambahkan 2 ml larutan kanji (amilum) 2%
-
Tabung V : ditambahkan 2 ml madu 50% dalam air
3. Kedalam
masing-masing tabung ditambhakan 2 tetes reagen molisch(10% α-naftol dalam
etanol)
4. Selanjutnya,
dengan hati-hati tambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding
tabung reaksi, sehingga terbentuk suatu lapiasn dalam tabung.
5. Mengamati
perubahan yang terjadi.
3.2.1.2
Uji Fehling
1. Mengambil
1 buah tabung reaksi, diisi dengan air suling.
2. Menambahkan
1 ml aritan fehling A dan 1 ml fehling B kedalam tabung reaksi yang lain.
3. Mencampurkan
tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua.
4. Membagi
larutan nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
5. Selanjutnya:
-
Tabung reaksi I : +2 ml glukosa 10%
-
Tabung reaksi I : +2 ml sukrosa 10%
-
Tabung reaksi I : +2 ml amilum 2%
6. Memanaskan
ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 600C,
selama 10 menit.
7. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
8. Karbohidrat
mana yang mengandung gula pereduksi.
3.2.2
Uji protein dan asam amino
Empat larutan yang
disiapkan oleh ko. Ass adalah : larutan putih telur, larutan susu, larutan
ekstrak kaldu, dan larutan X. melakukan uji keempat larutan tersebut dengan uji
biuret, millon, xantoprotein, sakaguchhi, ninhidrin.
3.2.2.1
Reaksi Biuret
1. Menyiapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Selanjutnya
:
-
Tabung reaksi I : +2 ml putih telur + 5
tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi II : +2 ml larutan susu +
5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi III : +2 ml ekstrak madu +
5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi IV : +2 ml larutan X + 5
tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
3. Mengocok
tabung reaksi I sampai IV, dan amati apa yang terjadi.
3.2.2.2
Reaksi Millon
1. Menyiapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Kedalam
masing-masing tabung :
-
Memasukkan 2 ml sample seperti reaksi
biuret diatas
-
Menambahkan 5 tetes pereaksi millon
-
Memanaskan diatas penangas air selama 10
menit
-
Mendinginkan pada suhu kamar
-
Menambahkan 5 tetes NaOH 0,15 M
-
Mengamati warna yang terjadi
3.2.2.3
Reaksi Xantoprotein
1. Menyiapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan
kering.
2. Kedalam
masing-masing tabung :
-
Memasukkan 0,5 ml seperti reaksi biuret
diatas
-
Menambahkan 0,5 ml HNO3 pekat
-
Mengamati apa yang terjadi
-
Menambahkan NaOH hingga alkalis (tes
dengan lakmus)
-
Mengamati warna yang terjadi
3.2.2.4
Reaksi Ninhidrin
1. Menyiapkan
empat tabung reaksi uang kering dan bersih.
2. Kedalam
masing-masing tabung :
-
Memasukkan 1 ml sample seperti reaksi
biuret diatas
-
Menambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin
-
Mendidihkan selama 2 menit
-
Mengamati warna yang terjadi
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Uji Karbohidrat (Uji Molisch dan
Fehling)
No
|
Sample/contoh
|
Hasil pengamatan
|
|
Hasil uji molisch
|
Hasil uji fehling
|
||
1
|
Glukosa
|
Menggumpal, warna bening
|
Biru tua, coklat bening dan
endapan, beraroma gula merah
|
2
|
Sukrosa
|
Lebih kental dari fruktosa, warna
sedikit kekuningan
|
Biru tua, coklat keruh, tidak
beraroma dan tidak ada endapan
|
3
|
Fruktosa
|
Lebih encer, warna sedikit
kekuningan
|
Biru Pekat, Mengendap
|
4
|
Madu
|
Terbentuk endapan & lapisan,
warna coklat
|
Biru muda
|
Kesimpulan :
Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pada uji molisch pada sample merupakan senyawa karbohidrat
karena semua sample menunjukan perubahan warna dan untuk uji senyawa dengan
menggunakan fehling didapatkan hasil bahwa pada sample fruktosa warnya lebih
pekat yang menunjukkan bahwa kandungan karbohidratnya lebih dari sample lain
dan glukosa mengandung gula pereduksi.
Protein dan Asam Amino
No
|
Uji
|
PutihTelur
|
Larutan Susu
|
Ekstra Kaldu
|
1
|
Biuret
|
(+) Ungu terang
|
(+) Ungu
|
Coklat
|
2
|
Millon
|
(+) terbentuk
endapan putih
|
(+) terbentuk
endapan putih
|
(-) terbentuk
endapan coklat
|
3
|
Ninhidrin
|
(+) biru
|
(+) biru
|
(+) Ungu
|
Kesimpulan :
Uji
biuret : putih telur yang mengandung protein yang paling tinggi.
Uji
millon : protein yang paling tinggi adalah putih telur.
Uji ninhidrin :
yang mengandung protein paling tinggi adalah putih telur.
Bahwa larutan yang mengandung warna ungu
dan biru berarti mengandung protein.
4.2
Pembahasan
Pada uji mollish ini ada empat sampel yang
kita teliti yaitu glukosa , sukrosa , fruktosa,
dan madu . fruktosa , sukrosa , dan amilum ternyata dalam hasil akhir mempunyai
warna larutan ungu , serta mengendap ini
membuktikan bahwa mereka adalah golongan
karbohidrat . ini sesuai dengan pernyataan “Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan
asam dan lapisan sampel”.
Untuk
madu mengapa ia berbeda ? padahal ia
adalah golongan karbohidrat . ternyata ia memiliki kandungan protein juga
sehingga ia berubah menjadi warna putih . dan apa yang mendasari larutan itu di
golongkan kedalam karbohidrat . menurut Kartasapoetra
, yaitu monosakarida dapat ditemukan dalam wujud glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Sampel apabila ditambahkan dengan aquades akan
membentuk suatu larutan yang mengakibatkan warnanya menjadi keruh atau jernih
berarti sampel tersebut mengandung karbohidrat (hal ini dimaksudkan pada madu)
.
Pada uji fehling ini ada
empat sampel yang kita teliti yaitu
glukosa, sukrosa, fruktosa dan madu. Glukosa , dan sukrosa ternyata dalam hasil
akhir mempunyai warna larutan yang berbeda. Tujuan dalam praktikum untuk uji fehling ialah mencari
karbohidrat manakah yang mengandung gula pereduksi, ternyata yang mengandung
gula pereduksi hanya glukosa saja, karena pada uji fehling , glukosa lah yang
berubah menjadi warna hijau.
Pada
uji Biuret sample yang digunakan yaitu putih telur, larutan susu dan kaldu. Pada putih telur adanya perubahan warna ungu
terang , larutan susu
adanya perubahan warna ungu pekat dan kaldu warna larutannya coklat. Hasil
uji menunjukkan bahwa putih telur, mengandung protein yang paling tinggi, hal ini ditandai dengan
adanya perbubahan warna pada larutan menjadi ungu terang.
Pada
uji Millon , sempel yang
digunakan yaitu putih telur, larutan susu dan kaldu. madu dalam hasil akhir praktikum memiliki warna bening ,
putih telur dalam hasil akhir praktikum memiliki warna ungu muda , susu dalam
hasil akhir praktikum memiliki warna ungu mengendap. Uji millon
digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein yang
memiliki gugus fenol seperti tiroksin. adanya senyawa protein yang
memiliki gugus fenol dalam sempel dapat diketauhi apabila dalam sampel terdapat
endapan putih dan apabila endapan putih itu dipanaskan akan menjadi warna merah
(relatif). Putih telur dan susu memiliki hasil akhir dengan warna ungu yang
kemerah-merahan , ini membuktikan ternyata putih telur dan susu adalah sampel
yang memiliki senyawa protein dan juga memiliki gugus fenol . tetapi untuk
sampel madu , mereka tidak memiliki gugus fenol karena tidak memunculkan warna
merah (relatif) , tapi tetap saja termasuk golongan senyawa protein.
Pada uji Ninhidrin, sempel yang
digunakan yaitu, putih telur, larutan susu dan kaldu. Pada putih telur adanya perubahan warna biru, larutan susu adanya perubahan warna biru, kaldu warna larutannya ungu. Hasil uji menunjukkan bahwa putih telur,
mengandung protein yang paling
tinggi, hal
ini ditandai dengan adanya perbubahan warna pada larutan menjadi ungu pekat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam
praktikum kali ini yang membahas materi “Uji Molekul Kimia Hayati” ialah;
1. Mahasiswa
mampu menganalisis molekul karbohidrat dan protein serta mampu menghubungkan
reaksi karbohidrat dan strukturnya, yang dibuktikan dengan uji molisch dan uji
fehling. Seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, amilum, dan madu yang diuji dengan
molisch dan fehling semuanya mengandung karbohidrat. Sedangkan putih telur,
susu, ekstrak kaldu, dan larutan X yang di uji dengan biuret, millon,
xantoprotein, dan ninhidrin semuanya mengandung protein.
2. Mahasiswa
mampu melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati, yaitu untuk karbohidrat dengan
uji molisch dan uji fehling, sedangkan untuk protein dengan uji biuret, millon,
xantoprotein, dan ninhidrin.
5.2
Saran
Dalam melaksanakan praktikum diharapkan
agar praktikan lebih berhati-hati dalam meneteskan pereaksi agar zat yang dimasukkan
tidak terlalu banyak dan percobaan menjadi gagal.
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas.1999.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
David.1998.Kimia Modern Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
Hart.1987.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi
Keenam.Jakarta:Erlangga
Purba.2006.Kimia.Jakarta:Erlangga
Respati.1986.Kimia Dasar Jilid I.Jakarta:Aksara Baru
Wisno.2004.Kimia
Kecakapan Hidup.Jakarta:Gramedia
0 komentar:
Posting Komentar