Nama : Bagas Lazuardi
NPM : E1I015004
Prodi : Ilmu Kelautan
Kelompok : 6 (Enam)
Hari/jam : Kamis, pukul 12.00 WIB
Tanggal : 14 April 2016
Ko-Ass : 1. Andi Kardo Samosir E1G012034
2. Faisal Nasution E1G013041
Dosen : 1. Devi Silsia,
Dra., M.Si
Objek
Pratikum : Identifikasi Senyawa Organik
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala
aspek dalam kehidupan tersusun atas bahan-bahan kimia, dimana bahan-bahan
tersebut tersusun atas senyawa. Salah satu senyawa tersebut adalah senyawa
kimia organik, yaitu senyawa yang mengandung unsur karbon dan hidrogen, oksigen
dan nitrogen. Ilmu yang mempelajari mengenai senyawa organik ini dikenal dengan
kimia organik. Untuk mengetahui kandungan dalam senyawa organik dapat dilakukan
dengan cara identifikasi senyawa organik.
Identifikasi setruktur senyawa
organik merupakan masalah yang sering dahadapi dalam laboratorium kimia organik
. Senyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun
isolasi bahan - bahan alam . Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang
belum diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemumian komponen- komponen
penyusun campuran semua metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik
dari komponen -komponen penyusun campuran . Teknik pemisahan seperti ekstraksi
, yang di dasarkan pada perbedaan kelarutan , destilasi fraksinasi dan
destilasi uap , yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap (Riswayanto, 2009).
Teknik pemisahan secara
ekstraksi pada perbedaan kelarutan destilasi fraktinasi dan destilasi uap, yang
didasarkan pada perbedaan tekanan uap. Dalam pegidentifikasian senyawa oragnik
dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk
menguji senyawa organik diantaranya eter, air, larutan HCL dan sebagainya.
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasikan
senyawa organik (alcohol, fenol, aldehid, keton dan asam karboksilat).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang sangat penting.
Beberapa dari padanya seperti aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton
(CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat foraldehid
(CH2O) dalam air dipakai untuk mengawetan jaringan hewan dalam penelitian biologi.
Bahan rumit seperti karbohidrat dan hormone steroid megandung struktur karbonilaldehid
danketon bersama-sama gugus fungsi lain (Fesenden, 1994).
Metanol dahulu dibuat dari kayu melalui
pendinginan dan kadang – kadang dinamakan alkohol. Umumnya metanol digunakan
sebagai bahan baku pemnuatan formaldehida dan bahan baku kimia lain, dan juga
digunakan sebagai pelarut anti beku. Dengan berkurangnya minyak bumi, metanol
dapat digunakan sebagai bahan bakar motor. Keuntungannya adalah rendahnya pencemaran
udara yang diakibatkan oleh hasil pembakarannya (Hart, 1987).
Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh karenanya aldehid
dan keton memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang
berat molekulnya setara. Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton tidak
dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka
mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada alcohol yang berat molekulnya
setara (Respah, 1986).
Langkah pertama dalam menentukan struktur
suatu senyawa organic adalah menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada
rumus molekul, terlebih dahulu di tentukan rumus empiris di mana rumus empiris yaitu perbandingan
relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya karbon dan hydrogen
di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organic tersebut, dan kemudian zat hasil
oksidasi tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa non polar sehingga gaya
tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut dalam pelarut zat-zat organic
non polar. Misalnya benzene, karbon tetra klorida, eter dan kloroform tidak
larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati, 1986).
Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat
pada rantai alkil. Alkohol yang paling sederhana adalah metanol dan alkohol
yang lebih tinggi lagi adalah etanol. Baik metanol maupun etanol banyak
digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih
lanjut. Nama sistematik alkohol diperoleh dengan mengganti akhiran –ana dari
alkana bersangkutan dengan –anol dan menggunakan awalan numerik, bila perlu
untuk mengidentifikasi atom karbon yang dilekati oleh gugus -OH (Oxtoby,
1998).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
·
Botol semprot
·
Gelas piala
·
Gelas ukur
·
Pipet tetes
·
Erlenmeyer
·
Tabung reaksi + rak
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pipet volume 5 ml
·
Batang pengaduk
Bahan :
·
Sample
·
2,4-dinitrofenil hidrazin
·
FeCL3
·
Asam kromat
·
Etanol 95 %
·
NaOH 10 %
·
Ammonium hidroksida encer
·
Aseton
·
Aquadest
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Test FeCL3
(test karakteristik untuk fenol)
Menyiapkan tabung reaksi lalu memasukkan sample yang akan
diuji. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan melakukan pengocokan.
Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa
fenol.
3.2.2 Test Asam
kromat (test karakteristik alkohol)
Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sample yang
akan diuji kedalamnya. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian menambahkan 1 tetes
asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan
atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau
sekunder.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
|
Sample
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Etanol,
Etanal,
Aseton.
|
Test 2,4 dinitrofenil hidrazin
|
Alkohol (-)
Alkohol (+)
|
Tidak berbentuk endapan,
Berbentuk endapan
|
2
|
Etanol,
Fenol.
|
Test FeCL3
|
Fenol berubah warna,
Etanol tidak berubah warna.
|
Termasuk senyawa fenol,
tidak termasuk senyawa fenol
|
3
|
Etanol,
2 profanol, tersier butanol.
|
Test Asam Kromat
|
Terbentuk endapan
|
Alkohol primer
|
4
|
Etanol,
Aseton.
|
Test pereaksi
Tollens
|
Aseton (-)
Aseton (+)
|
Tidak terbentuk lapisan perak,
Terbentuk lapisan perak.
|
4.2 Pembahasan
Prinsip dari
uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada sampel dengan
penambahan larutan feri klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna
ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada
fenol bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang diperoleh bergantung
pada subtituen yang terikat pada fenol. Dari data hasil praktikum
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel fenol ketika ditambah
reagen warnanya menjadi ungu. Artinya hasil uji feri klorida dengan fenol
adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi
dengan feri klorida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu.
Etanol biasa dikenal dengan sebutan
etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul
dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH. Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester,
dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi
oleh: keberadaan gugus hidroksil,
pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam
ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada
senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk
bahan baku industri atau pelarut.
Dari data hasil praktikum yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel etanol
ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom
oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang
penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3)
dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai
dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid dipakai untuk
mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu reaksi penting
yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan rangkap
karbon-oksigen.
Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara
khusus. Aldehid dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama
lain. Namun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus
karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia
yang paling menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi
sedangkan keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi
nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugu karbonil.
Pada uji pengamatan langsung, diamati bahwa baik senyawa
aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau yang tajam dan
keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam pelarut air. Hal ini sesuai
teori bahwa aldehid dan keton larut dalam air. Pada percobaan reaksi dengan pereaksi tollens. Diperoleh
hasil bahwa aseton jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan
terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatannya positif.
Tetapi pada Aldehid jika dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan
tidak terbentuk endapan lapisan perak
yang artinya hasil pengamatan negatif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang di lakukuan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1. Pada sample fenol
ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Pada sample Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol,
alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu
sendiri adalah C2H5OH.
Etanol termasuk dalam alkohol primer. Lalu pada
sampel etanol
ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan. Pada senyawa Aldehid jika
dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan tidak terbentuk endapan lapisan perak yang artinya
hasil pengamatan negatif. Kemudian senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton
(aseton) memiliki bau yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang
baik dalam pelarut air. Pada senyawa Aseton jika dicampurkan dengan pereaksi
Tollens dan dipanaskan akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil
pengamatanya positif.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam
melakukan percobaan ini harus teliti agar tidak terjadi kesalahan. Dan kepada
co asisten diharapkan dapat memberi banyak pengarahan lagi agar mendapatkan
hasil yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid I.Jakarta:Erlangga
Hart.1987.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam.Jakarta:Erlangga
Oxtoby.1998.Kimia Modern Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
Respah.
Ir.1986.Pengantar Kimia Organik.Jakarta:Aksara
Baru
Respati.1986.Pengantar Kimia Organik Jilid I.Jakarta:Aksara Baru
Riswayanto.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar