Minggu, 13 Juli 2014

Alasan Adolf Hitler Membunuh Dan Membenci Yahudi

7/13/2014 12:06:00 AM Posted by Bagas Lazuardi , No comments




Hitler Says:

Dalam Bahasa #German
" Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet "

Dalam Bahasa #Inggris
" I could kill all the Jews in the world , but I kept some alive , so you can see why I was killing them."

Dalam Bahasa #Indonesia
" Bisa saja saya musnahkan semua yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yg hidup, agar kamu dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka "

Paragraf 1
Adolf Hitler, pemimpin tertinggi Jerman puluhan tahun yang lalu.
Namanya mulai terkenal ketikan gerakan Nazi yang dipimpinnya mampu
mendominasi Jerman dan negara-negara Eropa di sekitarnya.

Salah satu manuver pilitiknya yang masih menjadi gunjingan hingga
saat ini adalah pembantaiannya terhadap ribuan warga Yahudi Jerman,
yang lebih dikenal dengan peristiwa Holocaust.

Dan Hitler telah memprediksi, titah pembantaiannya terhadap ras yang
satu ini akan selalu menjadi berita yang kontroversial. Karena itu Hitler
mengatakan dalam buku Mein Kampf yang ditulisnya, “Tidak akan
kubantai habis seluruh yahudi agar di masa yang akan datang kalian
mengerti alasan mengapa aku membantai mereka.” Kini, hampir 80
tahun setelah peristiwa tersebut, kita dapat menelaah apa alasan Hitler
membantai warga minoritasnya itu.

Paragraf 2
Yahudi saat ini (yang disisakan oleh Hitler itu), tumbuh menjadi kaum
yang kuat dan banyak. Mereka tersebar hampir di seluruh negara di
dunia ini. Mereka pintar dan sangat berpengaruh. Mereka berada di
posisi-posisi penting pemegang kebijakan dunia.

Merekalah penggagas dan pemegang IMF, PBB, dan Bank Dunia.
Mereka juga memiliki ilmuwan-ilmuwan jenius peraih Nobel (80% peraih
Nobel dunia adalah Yahudi). Juga ekonom dan ahli kenegaraan yang
menjadi rebutan para petinggi dunia.

Selain itu, mereka juga menguasai industri hiburan dan media massa.
Mereka memiliki kantor berita, Produktion House, jurnalis, produser,
sutradara, aktris dan aktor, serta penyanyi-penyanyi papan atas, yang
tidak hanya langganan mendapat penghargaan, tapi juga gencar
menyebarluaskan ideologi mereka pada masyarakat umum.

Paragraf 3
Tak ketinggalan, mereka juga menguasai industri perdagangan dunia.
Berbagai perusahan besar mereka menyediakan aneka kebutuhan
masyarakat dunia, mulai dari popok bayi, makanan, minuman, hingga
perangkat elektronik. Dan sebagian besar keuntungan yang mereka
dapatkan, mereka sumbangkan dengan sukarela untuk mendukung
misi-misi ke-yahudian mereka.

Pendek kata, para Yahudi yang telah berhasil keluar dari keterpurukan
mereka akibat penindasan itu, kini menjadi suatu kaum yang sangat
kuat dan disegani dunia. Dan apa yang mereka lakukan dengan segala
capaian yang telah mereka raih?

Alih-alih memberikan bantuan bagi suatu kaum atau bangsa yang
tertindas, mereka malah menggunakan segala kejayaan yang mereka
punya untuk menindas bangsa manapun yang mampu mereka tindas.
Bahkan bangsa yang sama sekali tak bertanggung jawab atas
penindasan terhadap mereka, seperti penindasan yang mereka lakukan
di Palestina.

Paragraf 4
Dengan semua kenyataan tentang Yahudi saat ini, kepahaman kita yang
seperti apakah yang diingini oleh seorang Hitler, agar kita memaklumi
pembantaian yang dilakukannya puluhan tahun yang lalu?

Ada 2 spekulasi kemungkinan yang akan saya paparkan di sini.
Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa para Yahudi itu memang
pembuat masalah yang sangat membahayakan dunia. Karena itu mereka
pantas dibantai.

Kalau alasan ini yang Hitler ingin kita mengerti, maka dia telah
berhasil. Karena masyarakat dunia sesungguhnya telah tahu dan muak
dengan segala makar dan kejahatan yang bangsa Yahudi lakukan.
Meskipun, hanya sedikit orang yang benar-benar protes dan melakukan
perlawanan terhadap dominasi Yahudi di dunia ini.

Intifadhoh di Palestina, pemboikotan produk-produk yahudi, perang
terhadap liberalisme, hedonisme, prularisme, sekulerisme, serta isme-
isme yang lainnya, adalah beberapa contoh perlawanan yang
masyarakat lakukan untuk membantai makar mereka.

Paragraf 5
Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa pembantaian yang
dilakukannya dapat melecut semangat para Yahudi saat itu di berbagai
penjuru dunia, sehingga mereka (para Yahudi) bangkit dari kemalasan
mereka dan mulai giat bekerja untuk menguasai dunia.

Jika alasan ini yang dipakai Hitler untuk membantai para yahudi
Jerman saat itu, maka sesungguhnya ia juga telah berhasil.

Dalam Protocols of Zion disebutkan, bahwa tujuan pembantaian Yahudi
dalam peristiwa Holocaust adalah untuk melenyapkan para Yahudi yang
lemah dan pemalas, serta “membangunkan” para Yahudi yang lain agar
kembali serius bekerja dalam mewujudkan The New World Order-
Tatanan Dunia Baru.

Mereka yang mati terbantai adalah Yahudi yang tidak terlalu
“bermanfaat”. Satu-satunya kemanfaatan yang bisa mereka berikan
adalah dengan mati terbantai, sebagai pelecut bagi saudara-saudara
satu ras mereka, agar mau bangkit mengemban misi sebagai “Bangsa
Terpilih”.

Paragraf 6
Entah apa alasan Hitler yang sebenarnya saat dia membantai para
Yahudi Jerman kala itu. Entah apa pula alasan Hitler, saat dia
menyisakan Yahudi yang lain untuk tetap hidup waktu itu. Tapi jika
mengingat bahwa Hitler sendiri sebenarnya adalah seorang kader
Yahudi militan, maka alasan ke-2 lebih mungkin diembannya.

Dari artikel di eramuslim.com yang berjudul “Yahudi di Sekitar Hitler”
sangat kentara bahwa sesungguhnya Hitler adalah seorang keturunan
yahudi yang “terdidik dengan baik” dengan didikan ala Yahudi. Bahkan
saat berkuasa sebagai pemimpin Nazi pun, Hitler selalu didampingi
dengan mesra oleh saudara-saudara satu ras-nya.

Termasuk saat mengambil kebijakan Holocaust. Kebijakannya yang satu
ini tak lepas dari pertimbangan jenderal-jenderal dan ahli kenegaraan
yang mayoritas adalah Yahudi. Jika Holocaust bukanlah sebuah
konspirasi besar dalam pemberdayaan kembali ras yahudi, maka
seharusnya saat itu para jenderal, panglima, penasehat, ayah, dan
bahkan istri Hitler, saling berlomba untuk menggagalkan kebijakan
tersebut.

Paragraf 7
Peristiwa Holocaust pada kenyataannya kini selalu menjadi senjata
bagi para Yahudi untuk mengambil simpati masyarakat dunia.
Pembantaian atas ribuan kaum mereka (beberapa peneliti sejarah
mengatakan bahwa jumlah ini terlalu dilebih-lebihkan), menjadi alasan
bagi mereka untuk membuat masyarakat dunia iba akan nasib mereka.

Dengan Holocaust, bangsa yahudi membuat masyarakat dunia
bersepakat untuk memaklumi segala “kenakalan” yang mereka lakukan.
Dengan Holocaust, mereka mengkampanyekan permusuhan kepada
orang-orang yang anti-semit (anti-yahudi). Dan dengan Holocaust,
mereka merajuk kepada dunia agar dibiarkan dan diberi pertolongan
untuk kembali ke rumah mereka di Palestina, meskipun itu berarti
mengusir dan membantai seluruh warga aslinya.

Paragraf 8
Hanya Hitler sendiri yang mengerti, apa alasannya membantai para
Yahudi di negaranya. Yang jelas, selamanya kita tidak akan pernah
membenarkan suatu pembantaian umat manusia -apapun ras, agama,
kelas sosial, maupun bangsanya- dengan alasan apapun yang tidak
dibenarkan oleh Allah SWT.

Dan saat ini, setelah semua yang terjadi, yang dapat kita lakukan
adalah selalu mewaspadai dan memerangi segala makar jahat yang
dibuat oleh bangsa manapun di dunia ini. Termasuk makar dalam
pembentukan opini publik yang berlebihan dan menyesatkan.
Wallahu’alam.

0 komentar:

Posting Komentar