Minggu, 09 April 2017

Laporan Praktikum Kimia 7 Analisa Kualitas Air

4/09/2017 09:54:00 PM Posted by Bagas Lazuardi No comments

LAPORAN PRATIKUM KIMIA


Nama                           : Bagas Lazuardi
NPM                           : E1I015004
Prodi                           : Ilmu Kelautan
Kelompok                   : 6 (Enam)
Hari/jam                      : Kamis, pukul 12.00 WIB
Tanggal                       : 28 April 2016
Ko-Ass                        : 1. Andi Kardo Samosir         E1G012034
                                                              2. Faisal Nasution                 E1G013041
Dosen                          : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
Objek Pratikum           : Analisa Kualitas Air

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di muka bumi ini, karena sebgaian besar dari bumi adalah air. Air yang tersebar di muka bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk yang murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun didaerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2, dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer.
Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman,. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan CO2 bebas, sedangkan untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos (Sihotang, 2006).
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal (logam terlarut seperti Na, Mg, dan Fe). Air yang mengandung  komponen-komponen tersebut disebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air yang tidak tercemar selalu merupakan air murni tetapi merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut digunakan secara normal untuk keperluan tertentu, misalnya air untuk diminum (air ledeng, air sumur), berenang/rekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan industri. Untuk hal itu semua diperlukan analisa kualitas air agar dapat mengetahui kualitas dari air baik dari segi kemurnian air, kandungan air, tingkat kejernihan air dan lain sebagainya sehingga air dapat digunakan secara layak.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secara kualitatif dan kuantitatif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (Purnailmawan.2009).
 Limnologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam, dan rawa-rawa baik yang berupa air tawar maupun air payau. Selain itu alkena oseanologi yang mempelajari tentang ekosistem laut. Limnologi dan oseanologi merupakan cabang dari ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem perairan yang terdapat dipermukaan bumi (Sahala.1985).
   Limnologi berkembang sejak awal abad 20 dengan adanya study komperatif antara danau dalam dan danau dangkal yang dilakukan oleh Agust Thelekann. ia meneliti beberapa danau Eifel maan bersama Vaist pada Agustus 1910, yang hasilnya memperlihatkan adanya perbedaan konsentrasi oksigen pada daerah hipoliman dua tipe danau yang disebabkan perbedaan kelimpahan plankton, kemudian bersama Einar, ilmuan penelitian ini menjadi dasar dalam penelitian tipe danau, digotrofik, etrofik, dan disfotik. Selanjutnya Theisnemann dan Novmann meletakkan dasar limnology tahun 1921 (Djaman.1983).
Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (Ardayani, 2005).
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup). Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan (Syukur, 2002).
Didalam manajemen kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko, 2005).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :
·         Gelas ukur 50 ml
·         Gelas ukur 100 ml
·         Pipet tetes
·         Pipet volume 5 ml
·         Pipet volume 10 ml
·         Lampur spirtus
·         Tabung reaksi + rak
·         Batang pengaduk
·         Corong kaca
·         Penjepit tabung reaksi
·         Erlenmeyer
·         Kompor listrik/gas
·         Buret dan statif
·         Corong
·         Neraca analitik
·         Botol semprot
·         Termomete
Bahan yang digunakan :
·         KMnO4
·         Aquadest
·         H2SO4
·         Kertas lakmus merah
·         Asam oksalat (H2SO4)
3.2 Cara Kerja
1. Suhu/Temperature
·         Menyiapkan sampel (membuka tutup botol semprot)
·         Celupkan alat pengukur suhu (thermometer atau O2 meter) kedalam sempel, pastikan tangan anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
·         Membaca angka yang tertera pada alat  tersebut.
2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·         Mengambil sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan kedalam gelas piala dan panaskan.
·         Memperhatikan, apakah sempel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap!
·         Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi endapan berarti sempel mengandung zat padat tersuspensi.
3. Warna
·         Ambil sempel kedalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume tabung reaksi.
·         Membangdingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
4. Amoniak (NH3)
·         Memasukkan 10-15 ml sempel kedalam tabung reaksi.
·         Melipat kertas lakmus merah dimulut tabung reaksi.
·         Memanaskan diatas lampu spirtus.
·         Mengamati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak.
·         Sampel mengandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus merah berubah menjadi warna biru.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
NO
Paremeter
Hasil Pengamatan
Air Sabun
Air Sumur
Air Danau
Air Sawah
Air Limbah
Air Galon
Air Parit
1
Suhu
34°
30°
34°
29°
25°
29°
33°
2
Zat padat terlarut
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
3
Zat padat tersuspensi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
4
Warna
Putih keruh
Putih bening
Bening kekuningan
Kekuningan
Putih keruh
Putih jernih
Kuning bening
5
Amoniak
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada














4.2 Pembahasan
Pada pengamatan pertama secara fisika didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut yaiti, untuk pengamatan suhu air terdapat perbedaan suhu antara air sabun, air danau dan air sawah, air galon dengan air sumur, air limbah, yang mana suhu pada air sabun dan air danau yaitu 34oC, air sawah dan air galon 29oC, air sumur dan air limbah yaitu 30oC dan 25oC. Pada pengamatan setelah dipanaskan, untuk pengamatan zat padat terlarut hanya air galon yang mengandung zat padat terlarut.
Kemudian untuk zat padat tersuspensi juga hanya galon yang tidak ada zat padat tersuspensinya. Untuk pengamatan warna setelah dipanaskan air sabun menjadi putih keruh, air sumur menjadi putih bening, air danau menjadi bening kekuningan, air sawah menjadi kekuningan, air limbah menjadi putih keruh, air galon menjadi putih jernih, dan air parit menjadi kuning bening.
Untuk pengamatan uji kandungan amoniak hanya air sawah yang mengandung amoniak. Sebenarnya Analisa bau air yang dilakukan pada percobaan praktikum kimia air ini sifatnya relatif, karena untuk pengukurannya dilakukan dengan langsung menggunakan hidung kita serta tidak disediakan parameter standar. Maka setiap orang pasti memiliki hasil yang berbeda-beda.
Bau dalam air dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat menguraikan air dan zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau yang tidak sedap.
Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air minum. Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan, air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan kertas mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa lignin/lindi hitam.
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing. Analisa Umum pada Air Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Untuk kekeruhan air biasanya disebabkan oleh lempung partikel-partikel tanah dan pencemar-pencemar kolidal3 lainnya. Untuk warna air dipengaruhi oleh ion-ion logam secara alami ada pada air seperti besi dan mangan, dan juga oleh buangan industri. Untuk rasa dan bau air dipengaruhi oleh kehadiran organisme dalam air itu sendiri, bahan kimia organic maupun organic. Untuk suhu pada air dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
2. pH air murni adalah 7 sedangkan air baku yang diolah untuk air minum pHnya berkisar antara 5 sampai 9. Untuk air yang mengandung amoniak yang tinggu menunjukkan adanya pencemaran, air tanah hanya sedikit mengandung amoniak, dalam air minum kadar amoniaknya harus nihil (nol).
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk belajar seputar materi yang akan dipratikumkan sebelumnya agar kesalahan yang terjadi dapat diminalisir demi kelancarannya pratikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
Widjanarko.2005.Tingkat Kesuburan Perairan.Jakarta:Bumi Aksara
Syukur.2002.Kualitas Air dan Struktur Komunitas
Phytoplankton.Bogor:Yudistira
Ardayani.2005.Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan.Malang:UB
Press
Djaman.1983.Catatan Kuliah Ekologi Umum.Bogor:IPB Press
Sahala.1985.Pengantar Oseanografi.Jakarta:Universitas Indonesia
Purnailmawan.2009.Ekologi Umum.Bandung:PT Grafika Sari Cipta

0 komentar:

Posting Komentar